Sejarah Tugu Golong Gilig

Foto tugu Pal Putih Jogja tahun 1920
foto tugu pal putih Jogja tahun 1920

Tugu Yogyakarta adalah sebuah tugu atau monumen yang menjadi simbol Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini beberapa informasi mengenai Tugu Yogyakarta:

Lokasi:

Monumen ini terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo (Mangkubumi), Jalan A.M. Sangaji, dan Jalan P. Diponegoro.

Makna Filosofis

Asal-usul nama "Golong Gilig" merujuk kepada kata "Golong," yang melambangkan bentuk silinder, dan "Gilig," yang mencerminkan bentuk bulat. Keduanya adalah simbol dalam filosofi Jawa yang mengandung makna Manunggaling Kawulo Gusti, mewakili persatuan antara rakyat, penguasa, dan Sang Pencipta.

Baca Juga: Kekuatan Kata dalam Bahasa Jawa

Memiliki nilai simbolis, berupa garis imaginer magis, yang menghubungkan beberapa tempat penting di sekitar Yogyakarta, seperti Pantai Parangtritis (Laut Selatan), Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak dan Gunung Merapi.

Sejarah:

  • Tugu Yogyakarta, juga dikenal sebagai Tugu Golong-Gilig, dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 sebagai simbol persatuan rakyat.
  • Tugu ini awalnya memiliki bentuk bulat panjang dengan bola kecil di bagian atasnya, dan ketinggian 25 meter.
  • Pada tahun 1867, masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI (1855-1877), monumen ini runtuh akibat gempa bumi tektonik besar. Kejadian ini dicatat dalam candra sengkala, yang bunyinya Obah Trus Pitung Bumi (tujuh bumi terus berguncang), merujuk pada angka 1796.
  • Pada tahun 1889, pemerintah kolonial Hindia Belanda merenovasi monumen dengan bentuk yang lebih sederhana, berbentuk kerucut dengan tinggi 15 meter, berkurang 10 meter jika dibandingkan dengan bentuk awal ketika dibangun (bentuk inilah yang seperti kita lihat sekarang). Sejak itu, monumen ini juga dikenal sebagai De Witte Paal (Monumen Putih).
  • Pada tahun 2012, tugu ini mengalami renovasi, termasuk pengecatan sebagian ornamen dengan warna kuning yang mengandung emas 22 karat.
  • Pada tahun 2015, sebuah replika Tugu Golong Gilig selesai dibangun di sudut perempatan sebelah tenggara Tugu tersebut. Replika ini dibangun sesuai dengan desain aslinya dan dilengkapi dengan informasi mengenai sejarah penting Tugu Golong Gilig dalam sejarah Kesultanan Yogyakarta. Pembuatan replika ini bertujuan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk lebih memahami sejarah dan makna filosofis dari Tugu Golong Gilig, yang merupakan salah satu simbol penting dalam desain Kota Yogyakarta. Tugu ini juga telah diakui sebagai bangunan cagar budaya dan menjadi landmark kota Yogyakarta yang bersejarah.
  • Terakhir, Pemerintah Kota melakukan renovasi dengan merapikan kabel yang semula seliweran di atas Tugu Jogja tersebut.

Replika:

  • Sejumlah replika Tugu Yogyakarta dibangun di berbagai tempat di Indonesia, termasuk di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di luar DIY.
  • Beberapa lokasi yang memiliki replika Tugu Yogyakarta di DIY antara lain Ambarketawang, Gamping, Sleman; Hotel Grand Dafam Rohan, Banguntapan, Bantul; Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta; Bandar Udara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo; Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo; dan Condongcatur, Depok, Sleman.
  • Di luar DIY, replika tugu ini terdapat di beberapa kota lainnya, seperti Prabumulih (Sumatra Selatan) dan Manado (Sulawesi Utara).

Galeri:

  • Tugu Yogyakarta memiliki sejarah panjang, dan terdapat berbagai foto-foto yang menunjukkan perubahan bentuk dan penampilan tugu selama bertahun-tahun. Beberapa foto-foto tersebut termasuk tahun 1920-an, 1956, 2007, 2013, dan juga saat erupsi Gunung Kelud tahun 2014.
  • Ada juga foto-foto yang menampilkan Tugu Yogyakarta pada malam hari dan suasana sekitarnya.

Tugu Yogyakarta adalah salah satu ikon Kota Yogyakarta yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat setempat.

Baca Juga: 15 Museum di Jogja yang Wajib Dikunjungi