gambar ilustrasi candi |
Candi Donotirto yang terletak di pusat Kota Jogja memiliki fungsi yang berbeda dari candi pada umumnya. Candi ini digunakan sebagai pemandian umum, bukan untuk bersembahyang seperti candi Borobudur atau candi-candi lainnya. Kisahnya bermula dari inisiasi era Sultan Hamengku Buwono (HB) VII pada tahun 1930-an yang selanjutnya dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan HB IX.
Candi Donotirto terletak di Kemetiran Kidul, Pringgokusuman, Gedong Tengen, Jogja. Candi ini masih digunakan oleh warga sekitar untuk mandi. Bangunan candi ini memiliki arsitektur khas Kerajaan Mataram, dengan bilik yang membagi antara wanita dan laki-laki. Setiap bilik dilengkapi dengan tujuh pancuran air yang terbagi dalam tiga sekat, dan suara air yang mengalir deras dari pancuran tersebut. Air dari pancuran ini terasa dingin dan segar.
Baca Juga: Bermain Air di Kali - Ledok Sambi
Di bagian depan candi, terdapat sebuah kotak sumbangan bagi pengunjung yang ingin membayar (sukarela). Pengelolaan Candi Donotirto masih ditangani oleh warga sekitar, sementara pengelolaan umumnya dilakukan oleh seseorang bernama Yus Koesdiarto. Uang sumbangan dari pengunjung digunakan untuk mengelola dan menjaga kebersihan candi. Candi Donotirto dibersihkan dua kali dalam sebulan, yaitu di awal dan pertengahan bulan.
Selain sebagai tempat pemandian umum, Candi Donotirto juga sedang dalam proses didaftarkan sebagai warisan budaya. Proses ini dilakukan oleh Pak Yus, dan diharapkan dapat membantu menjaga dan melestarikan sejarah dan keunikan candi ini.
Jadi, Candi Donotirto adalah candi yang memiliki fungsi sebagai pemandian umum dan merupakan salah satu peninggalan sejarah yang unik di pusat Kota Jogja.
Baca Juga: Eksotisme Candi Arjuna di Dieng